Mungkin sebagian dari kita sudah sangat familiar dengan cerita Daud melawan Goliat, cerita yang begitu melegenda & sangat menginspirasi banyak orang, hingga sekarang ini.
Kali ini saya tertarik membahas cerita ini lebih detail, untuk sebelum nya mungkin ada banyak versi yang menceritakan tentang cerita ini. Saya akan membahas cerita Daud melawan Goliat dengan versi yang saya ketahui yaitu ketika Daud menang dengan melempar batu ke kepala Goliat.
Bila kita melihat serta menelusuri masing masing karakter, bila berhadapan secara langsung sudah dipastikan Daud akan kalah dengan telak, sebagaimana di ceritakan Daud adalah seorang penggembala sebuah pekerjaan paling rendah kala itu.
Sedangkan Goliat ? di ceritakan dia memiliki postur tubuh sangat besar, dapat memakai baju zirah di atas 100 pon atau sekitar 43Kg, itu baru baju belum lagi senjata yang dia pakai seperti lembing , tombak serta pedang.
Bila beradu kekuatan, sudah bisa dipastikan Goliat lah yang menang.
Tapi apakah kita pernah berfikir mengapa Daud bisa menang melawan Goliat, secara Rohani kita bisa mengerti mengapa dia bisa memenangkan pertarungan, tapi secara logika ? Kita akan membahas satu persatu tentang itu
Tentara jaman dulu terbagi menjadi 3 petarung yaitu Artileri, Infantri dan Kavaleri.
Artileri dengan panah atau pelontar batu, Infantri prajurit berjalan kaki yang membawa perisai dan pedang, Kavaleri prajurit yang bertarung menggunakan kuda dan kereta perang.
Faktor pertama : Cara memenangkan pertarungan sama seperti permainan batu-gunting-kertas, Pasukan Artileri kalah dengan pasukan Kavaleri karena pergerakan yang cepat, Pasukan Kavaleri kalah oleh Infantri, sedangkan Infantri kalah oleh Artileri.
Daud adalah pasukan Artileri sedangkan Goliat adalah seorang Infantri.
Faktor kedua : Daud bertarung tidak dengan cara yang biasa dilakukan oleh petarung jaman dulu yang lebih mengandalkan kekuatan fisik dalam pertarungan jarak dekat, bahkan Raja Saul pun punya pikiran yang sama dengan Goliat, mengusulkan Daud menggunakan baju zirah juga pedang untuk bertarung melawan Goliat.
Bisa anda bayangkan bila Daud menggunakan baju zirah dan adu kekuatan dengan Goliat ?
Moshe Dayan pernah berkata demikian :
Faktor ketiga : ketika anda menyaksikan pertandingan tinju kelas berat (95Kg ke atas) sadarkah anda betapa lambat nya mereka bergerak ? itulah yang terjadi dengan Goliat, badannya yang begitu besar yang dikira adalah sumber kekuatan ternyata merupakan kelemahan yang dia punya, Tahukah anda batu yang dilontarkan oleh pelontar yang ahli dalam jarak 35 meter memiliki kecepatan 34 meter per Detik ? itu sama saja seperti Goliat melawan orang yang bersenjatakan pistol kaliber .45
Terkadang hidup kita pun seperti itu, kita cenderung menghadapi suatu permasalahan dengan cara yg di inginkan oleh masalah itu.
Pelatih tinju saya pernah berkata pertandingan tinju bukan dimenangkan oleh orang yang paling kuat, tapi oleh orang yang paling pintar melihat keadaan. Bila saya melawan orang 10Kg lebih berat dari saya dengan cara yang dia inginkan, sudah dipastikan saya akan menginap di Rumah Sakit terdekat.
Jadi apakah masih merasa punya pergumulan yang tak berkesudahan dan tak terselesaikan hari ini ? Yuks kita coba pendekatan baru untuk menyelesaikan nya yaa 😆
Kali ini saya tertarik membahas cerita ini lebih detail, untuk sebelum nya mungkin ada banyak versi yang menceritakan tentang cerita ini. Saya akan membahas cerita Daud melawan Goliat dengan versi yang saya ketahui yaitu ketika Daud menang dengan melempar batu ke kepala Goliat.
Bila kita melihat serta menelusuri masing masing karakter, bila berhadapan secara langsung sudah dipastikan Daud akan kalah dengan telak, sebagaimana di ceritakan Daud adalah seorang penggembala sebuah pekerjaan paling rendah kala itu.
Sedangkan Goliat ? di ceritakan dia memiliki postur tubuh sangat besar, dapat memakai baju zirah di atas 100 pon atau sekitar 43Kg, itu baru baju belum lagi senjata yang dia pakai seperti lembing , tombak serta pedang.
Bila beradu kekuatan, sudah bisa dipastikan Goliat lah yang menang.
Tapi apakah kita pernah berfikir mengapa Daud bisa menang melawan Goliat, secara Rohani kita bisa mengerti mengapa dia bisa memenangkan pertarungan, tapi secara logika ? Kita akan membahas satu persatu tentang itu
Tentara jaman dulu terbagi menjadi 3 petarung yaitu Artileri, Infantri dan Kavaleri.
Artileri dengan panah atau pelontar batu, Infantri prajurit berjalan kaki yang membawa perisai dan pedang, Kavaleri prajurit yang bertarung menggunakan kuda dan kereta perang.
Faktor pertama : Cara memenangkan pertarungan sama seperti permainan batu-gunting-kertas, Pasukan Artileri kalah dengan pasukan Kavaleri karena pergerakan yang cepat, Pasukan Kavaleri kalah oleh Infantri, sedangkan Infantri kalah oleh Artileri.
Daud adalah pasukan Artileri sedangkan Goliat adalah seorang Infantri.
Faktor kedua : Daud bertarung tidak dengan cara yang biasa dilakukan oleh petarung jaman dulu yang lebih mengandalkan kekuatan fisik dalam pertarungan jarak dekat, bahkan Raja Saul pun punya pikiran yang sama dengan Goliat, mengusulkan Daud menggunakan baju zirah juga pedang untuk bertarung melawan Goliat.
Bisa anda bayangkan bila Daud menggunakan baju zirah dan adu kekuatan dengan Goliat ?
Moshe Dayan pernah berkata demikian :
Daud menghadapi Goliat bukan dengan senjata yang lemah, melainkan (sebaliknya) dengan senjata yang lebih unggul; dan kehebatannya bukan karena dia berani maju bertempur melawan seseorang yang jauh lebih kuat. Namun, kehebatannya adalah mengetahui cara memanfaatkan senjata yang membuat orang lemah menjadi kuat.Terkadang kita pun seperti Goliat dan Raja Saul, meng anggap kekuatan dari ukuran fisik, disinilah kecerdasan Daud dia menggantikan kekuatan dengan Kecepatan & Kekuatan.
Faktor ketiga : ketika anda menyaksikan pertandingan tinju kelas berat (95Kg ke atas) sadarkah anda betapa lambat nya mereka bergerak ? itulah yang terjadi dengan Goliat, badannya yang begitu besar yang dikira adalah sumber kekuatan ternyata merupakan kelemahan yang dia punya, Tahukah anda batu yang dilontarkan oleh pelontar yang ahli dalam jarak 35 meter memiliki kecepatan 34 meter per Detik ? itu sama saja seperti Goliat melawan orang yang bersenjatakan pistol kaliber .45
Terkadang hidup kita pun seperti itu, kita cenderung menghadapi suatu permasalahan dengan cara yg di inginkan oleh masalah itu.
Pelatih tinju saya pernah berkata pertandingan tinju bukan dimenangkan oleh orang yang paling kuat, tapi oleh orang yang paling pintar melihat keadaan. Bila saya melawan orang 10Kg lebih berat dari saya dengan cara yang dia inginkan, sudah dipastikan saya akan menginap di Rumah Sakit terdekat.
Jadi apakah masih merasa punya pergumulan yang tak berkesudahan dan tak terselesaikan hari ini ? Yuks kita coba pendekatan baru untuk menyelesaikan nya yaa 😆
Komentar
Posting Komentar